Sabtu, 11 Januari 2020

Ingredients 12

1. JAHE
Hasil gambar untuk jahe
Jahe (Zingiber officinale), adalah tanaman rimpang yang sangat populer sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas disebabkan senyawa keton bernama zingeron.
Jahe termasuk suku Zingiberaceae (temu-temuan). Nama ilmiah jahe diberikan oleh William Roxburgh dari kata Yunani zingiberi, dari Bahasa Sanskerta, singaberi.
Jahe diperkirakan berasal dari India. Namun ada pula yang mempercayai jahe berasal dari Republik Rakyat Tiongkok Selatan. Dari India, jahe dibawa sebagai rempah perdagangan hingga Asia Tenggara, Tiongkok, Jepang, hingga Timur Tengah. Kemudian pada zaman kolonialisme, jahe yang bisa memberikan rasa hangat dan pedas pada makanan segera menjadi komoditas yang populer di Eropa.
Jahe juga mengandung beberapa jenis vitamin seperti vitamin A, vitamin B1 (tiamin), vitamin B3 (niasin), dan vitamin C. Selain itu, jahe juga mengandung enzim proteolitik, zingibain, minyak atsiri, oleorosin, gingerol dan senyawa fenolik.
Kandungan jahe juga terdiri dari beberapa jenis komponen bioaktif di antaranya adalah (6)-gingerol, (6)-shogaol, diarilheptanoid dan curcumin. Jahe pun mengandung zat shogaol dan gingerol. Antioksidan juga tidak absen dan termasuk zat yang ada di dalam kandungan gizi jahe.
Manfaat jahe bukan hanya sebagai tumbuhan yang bisa menghangatkan tubuh saja. Melainkan juga membantu masalah pencernaan. Yaitu kandungan phenolic dalam jahe berfungsi untuk meredakan gejala iritasi gastrointestinal, menstimulasi air liur, mencegah terjadinya kontraksi pada perut, hingga membantu pergerakan makanan dan minuman selama berada di pencernaan.
Kemudian mengurangi mual. Manfaat jahe dapat meredakan mual yang disebabkan oleh morning sickness, vertigo, maupun efek samping pengobatan kanker. Jahe dapat dimakan secara mentah atau menjadikanya minuman, jahe dalam bentuk permen juga dapat bekerja dengan baik terutama dalam mengatasi mual yang diderita ibu hamil.
Kemudian membantu proses detoksifikasi dan mencegah penyakit kulit. Jahe merupakan salah satu jenis makanan yang disebut diaphoretic, manfaat jahe juga dapat memicu keluarnya keringat.
Pengeluaran keringat bermanfaat bagi Anda terutama saat Anda sedang demam atau flu. Selain membantu proses detoksifikasi, berkeringat juga ternyata dapat melindungi dari mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi pada kulit. Para ahli meneliti sejenis protein yang disebut dermicidin, diproduksi pada kelenjar keringat dan berfungsi melindungi tubuh dari bakteri seperti E. coli, staphylococcus aureus, serta jamur yang dapat menyebabkan penyakit kulit.
2. PETERSELI
Hasil gambar untuk parsley
Peterseli (Petroselinum crispum) merupakan sebuah tanaman yang berwarna hijau dan cocok digunakan sebagai makanan dalam bentuk biji. Tanaman ini sebagai makanan banyak mengandung zat besi. Biasanya cocok digunakan dalam bahan makanan seperti pizza dan spaghetti. Digunakan sebagai minyakakar, dan sebagainya.
Informasi Gizi
Ukuran Porsi
1 gram (g)
Per porsi
Energi
2 kj
0 kkal
Lemak
0,01g
Lemak Jenuh
0,001g
Lemak tak Jenuh Ganda
0,001g
Lemak tak Jenuh Tunggal
0,003g
Kolesterol
0mg
Protein
0,03g
Karbohidrat
0,06g
Serat
0g
Gula
0,01g
Sodium
1mg
Kalium
6mg


3. KENTANG
Hasil gambar untuk KENTANG
Kentang (Solanum tuberosum L.) adalah tanaman dari suku Solanaceae yang memiliki umbi batang yang dapat dimakan dan disebut "kentang" pula. Umbi kentang sekarang telah menjadi salah satu makanan pokok penting di Eropa walaupun pada awalnya didatangkan dari Amerika Selatan.
Penjelajah Spanyol dan Portugis pertama kali membawa ke Eropa dan mengembangbiakkan tanaman ini.
Tanaman kentang asalnya dari Amerika Selatan dan telah dibudidayakan oleh penduduk di sana sejak ribuan tahun silam. Tanaman ini merupakan herba (tanaman pendek tidak berkayu) semusim dan menyukai iklim yang sejuk. Di daerah tropis cocok ditanam di dataran tinggi.
Bunga sempurna dan tersusun majemuk. Ukuran cukup besar, dengan diameter sekitar 3cm. Warnanya berkisar dari ungu hingga putih.
Menurut sejarahnya, kentang berasal dari lembah-lembang dataran tinggi di ChiliPeru, dan Meksiko. Jenis tersebut diperkenalkan bangsa Spanyol dari Peru ke Eropa sejak tahun 1565. Semenjak itulah, kentang menyebar ke negara-negara lain -termasuk Indonesia-. Menurut catatan awal di Indonesia, tumbuhan ini mulai ada semenjak tahun 1794, dimulai dengan penanaman di sekitar Cimahi.[1] Semenjak itu, kentang dapat ditemui pula di Priangan dan Gunung Tengger. Pada tahun 1812, kentang sudah dikenal dan dijual di Kedu. Sedangkan, di Sumatera tumbuhan ini dikenal setahun sebelumnya, 1811. Kentang tumbuh di pegunungan dengan ketinggian antara 1000 mdpl hingga 2000 mdpl, pada tanahhumus. Tanah bekas letusan gunung berapi yang berstruktur remah lebih disukai.
Kentang yang tergolong dalam starchy food atau makanan mengandung zat pati, kini semakin banyak dihindari oleh pelaku diet rendah karbohidrat dan rendah indeks glikemik. Padahal, kentang mengandung beragam kandungan vitamin, mineral dan zat-zat bermanfaat lainnya. Kandungan tersebut berguna sebagai pertahanan tubuh dalam melawan penyakit dan berperan pada kesehatan tubuh secara keseluruhan, termasuk untuk mengendalikan berat badan.
Manfaat kentang dalam mengendalikan berat badan adalah karena beberapa alasan berikut ini:
  • Membatasi selera makan dan memasok seratFaktor penting untuk menurunkan dan mengelola berat badan adalah serat pangan. Dalam saluran pencernaan, serat tersebut akan berfungsi sebagai pengganjal yang dapat membuat rasa kenyang bertahan lebih lama.
  • Melancarkan sistem pencernaanMeskipun kandungan serat di dalam kentang tidak tinggi, tapi serat yang terkandung di dalam kentang dapat membantu memperlancar pembuangan dari sistem pencernaan dan mencegah sembelit.
  • Memecah nutrisi menjadi energiManfaat kentang juga didapat dari kandungan vitamin B6 yang tinggi. Vitamin B6 berfungsi memecah karbohidrat dan protein menjadi glukosa dan asam amino, sebagai bahan bakar atau sumber energi bagi tubuh.

Kandungan Nutrisi dan Cara Mengolah

Apa saja kandungan nutrisi kentang? Satu buah kentang berukuran 100 gram mengandung sekitar 87 kalori, 20,1 gram karbohidrat, 1,9 gram protein, 0,1 gram lemak, 1,8 gram serat pangan, dan sama sekali tidak mengandung kolesterol.
Selain itu, kentang ukuran tersebut juga mampu memenuhi 2 persen kebutuhan kalsium per hari, 51 persen vitamin C, 9 persen zat besi, 30 persen vitamin B6, 12 persen magnesium dan 25 persen kebutuhan kalium. Mineral lain seperti fosfor, niasin, kolin dan zinc juga terdapat dalam kentang.
Kandungan garam pada kentang sebenarnya hanya sekitar 13 gram atau tidak lebih dari 1 persen asupan garam harian yang dianjurkan. Hanya saja, produk kentang yang sudah diolah, terutama kentang goreng atau makanan ringan, kandungan garamnya jauh lebih tinggi.
Yang juga perlu diketahui, nutrisi kentang terutama terkandung dalam kulitnya sehingga hindari mengupas kulit saat mengolahnya.
Salah satu proses pengolahan kentang yang baik yaitu dengan cara memanggang. Kentang dapat dipanggang di dalam oven hingga berubah warna menjadi coklat dan garing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar